Selasa, 12 November 2013

Sejarah dan Foto Pekalongan tempo dulu

Pekalongan, sebuah nama yang unik. Bagaimana asal usul nama kota ini? Nama Pekalongan berasal dari nama Topo Ngalongnya Joko Bau (Bau Rekso) putra Kyai Cempaluk yang dikenal sebagai pahlawan daerah Pekalongan. Di kemudian hari ia menjadi pahlawan kerajaan Mataram, yang konon ceritanya berasal dari Kesesi, Kabupaten Pekalongan. Suatu ketika, ia disuruh oleh pamannya Ki Cempaluk untuk mengabdi kepada Sultan Agung, raja Mataram. Joko Bau mendapat tugas untuk memboyong putri Ratansari dari Kalisalak Batang ke istana, akan tetapi Jaka Bau jatuh cinta pada putri tesebut.
jembatan loji

Sebagai hukumannya Jaka Bau diperintah untuk mengamankan daerah pesisir yang terus diserang oleh bajak laut cina. Ia kemudian bersemedi di hutan gambiran, setelah itu Joko bau berganti nama menjadi Bau Rekso dan mendapat perintah dari Sultan Agung untuk mempersiapkan pasukan dan membuat perahu untuk membentuk armada yang kemudian melaksanakan serangan terhadap kompeni yang ada di Batavia ( 1628 dan 1629). Setelah mengalami kegagalan Bau Rekso memutuskan untuk kembali dan bertopo ngalong (bergelantung seperti kelelawar) di hutan gambiran. Di dalam tapanya tersebut tak ada satupun yang bisa mengganggunya termasuk Raden Nganten Dewi Lanjar (Ratu Segoro Lor) dan prajurit silumannya. Pada akhirnya, karena kekuatan goibnya yang luar biasa maka Dewi Lanjar pun bertekuk lutut dan akhirnya Dewi Lanjar dipersunting Joko Bau.
bioskop irama
Satu-satunya yang bisa mengganggu topo ngalongnya Joko Bau adalah Tan Kwie Djan yang mendapat tugas dari Mataram, kemudian Tan Kwie Djan dan Joko Bausowan ke Mataram untuk menerima tugas lebih lanjut. Dari asal topo ngalong inilah kemudian timbul nama Pekalongan. Munculnya nama Pekalongan menurut versi ini seputar abad XVII pada era Sultan Agung dan dalam sejarah Bau Rekso dinyatakan gugur pada tanggal 21 September 1628 di Batavia dalam peperangan melawan VOC. Tempat topo ngalongnya Joko Bau tersebut dipercayai tempatnya berbeda-beda antara lain di Kesesi, Wiradesa, Ulujami, Comal, Alun-alun Pekalongan dan Slamaran.
sekarang museum batik



Berbagai Asal Kata “Pekalongan”
Nama Pekalongan semula dari daerah Wonocolo, Kota Surabaya, Jawa Timur. Sejak jaman Majapahit nama Pekalongan sudah ada di daerah tersebut dan orang-orang di tempat itu pun banyak yang pindah ke lain tempat dan kemudian nama Pekalongan digunakan untuk nama sebuah kecamatan di kota Netro Lampung.
Kata Pekalongan, asal kata pek dan along. Kata pek artinya teratas, pak de (si wo),luru (mencari, apek) sedang kata along yang artinya halong dalam bahasa sehari-hari nelayan yang berarti dapat banyak. Kemudian kata Pek-Along artinya mencari ikan di laut dapat hasil. Dari Pek Halong kemudian menjadi A-PEK-HALONG-AN (Pekalongan). Okeh masyarakat Pekalongan sendiri kata Pekalongan dikromokanmenjadi PENGANGSALAN (angsal = dapat). Kemudian dijadikan lambang Kota Pekalongan yang telah ditetapkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Besar Pekalongan tertanggal 29 Januari 1957 dan diperkuat dengan Tambahan Lembaran Daerah Swatantra Tingkat 1 Jawa Tengah tanggal 15 Desember 1958 seri B Nomer 11 kemudian disahkan oleh Mentri Dalam Negeri dengan Keputusanya Nomer: Des./9/52/20 tanggal 4 Desember 1958 serta mendapatkan persetujuan Pengusaha Perang Daerah Tertorium 4 dengan surat Keputusannya, Nomer : KPTSPPD/ 00351/11/1958 tanggal 18 November 1958.
jembatan loji

Kata Pekalongan, asal kata pek dan kalong. Kata kalong dalam bahasa Jawa dianggap berasal dari kata dasar elong artinya mengurangi, dan dalam bentuk pasifkalong yang berarti berkurang. Sementara kata pek atau amek, seperti yang tercermin dalam ungkapan kata amek iwak (menangkap ikan), diduga berkaitan dengan bahasa nelayan lokal. Adapun kata kalong bisa berarti pula sejenis satwa kelelawar besar yang secara simbolis diartikan sebagai kelompok rakyat kecil atau golongan orang tertentu yang suka keluar (untuk bekerja) dari rumah pada malam hari (nelayan).
karesidenan, berada di seberang depan museum batik

Lambang Kota Praja Pekalongan tempo dulu yang disahkan pemerintah Hindia Belanda dengan “Keputusan Pemerintah“ (Gouvernements Besluit) Tahun 1931 Nomer 40 dan menurut keterangan Dirk Ruhl Jr dalam nama ”Pekalongan” berasal dari perkataan “along”, artinya banyak atau berlimpah-limpah, lancar, beruntung, berkaitan dengan penangkapan ikan (hasil laut) dengan menggunakan pukat tarik. Dengan demikian sesuai dengan motto yang tertulis dibawah perisai lambang Kota Praja Pekalongan (jaman doeloe) berarti : “pek” (pa)-alongan” yakni tempat ditepi pantai untuk menangkap ikan dengan lancar dengan menggunakan pukat tarik (jala).
kauman alun2 pekalongan

Menurut Kyai Raden Masrur Hasan, keturunan Sunan Sendang yaitu R. Nur Rochmad di Sendangduwur Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan, Pekalongan berasal dari istilah para santri kalong karena tidak bermukim di pesantren di bawah asuhan R. Joko Cilik yang akhirnya juga disebut sebagai mbah Mesjid
Dari asal kerajaan bernama “Pou-Kia-Loung” kemudian menjadi kata Pekalongan dan menurut naskah kuno Sunda dari akhir abad ke 16, koleksi perpustakaan “Bodlain” di Inggris. Di dalam naskah tersebut menceritakakan perjalanan “Bujangga Manik” orang pertama terpelajar dari Sunda, mengunjungi beberapa daerah di Pulau Jawa, diantaranya beberapa tempat di kawasan Brebes, Pemalang, Batang, dan Pekalongan. Kendati tidak singgah di Pekalongan namun dalam penuturan perjalanannya di empat daerah ini Sang Bujangga tidak lupa menyebut nama Pekalongan. Penyebutan nama Pekalongan dalam naskah Bujangga Manik tersebut dapat dipandang penyebutan nama Pekalongan paling tua dalam naskah pribumi.
depan masjid jami pekalongan, arak-arakan sunat masal

Nama Kota Pekalongan ternyata juga disebut dalam sumber sejarah kuno asal Tiongkok pada dinasti Ming. Sumber ini menuturkan bahwa pada tahun ke tujuh masa pemerintahan “Kaisar- Siouenteh” (tahun masehi 1433) orang Jawa telah datang mempersembahkan upeti dan memberikan sebuah keterangan pertama jaman “Youen-Khang dari masa pemerintahan Kaisar Siouen-ti” dari dinasti Han. Di negeri mereka terapat tiga jenis penduduk. Pertama, orang-orang Tionghoa, bertempat tinggal untuk sementara waktu, pakaian dan makanan mereka bersih dan sehat. Kedua, para pedagang dari negeri-negeri lain yang telah lama menetap, mereka ini juga sopan santun dan bersih. Ketiga, adalah penduduk pribumi, yang yang dituturkan sangat kotor dan makan ular, semut dan serangga, perwujutannya gelap kehitam-hitaman. Satu hal yang aneh adalah karena mereka berpandangan sebagai kera dan berjalan dengan kaki telanjang. Jika ayah atau ibu mereka meninggal, mereka dibawa ke hutan belantara dan kemudian dibakar. Salah satu kerajaan mereka dinamakan “Pou-Kia-Loung”. Disamping itu ada orang yang menyebutnya Hie Kiang atau Choun-Ta. Menurut “Prof. D.G. Schlerel” dalam bukunya berjudul “Iets Omt ent De Betrikkinoen Der Chinezen Met Java, voornDe Komst Der Europennen Aldo“ termuat dalam majalah Tijdsct-ift voor Indische Taal Land-En Volkenkumdell, jilid XX Tahun 1873, yang dimaksud kerajaan “Pou-Kia-Loung“ dalam sumber sejarah dinasti “Ming” tersebut adalah Pekalongan.
Tetapi masih ada beberapa versi lain tentang terciptanya nama kota Pekalongan, yaitu sebagai berikut:
kawasan sekitar pasar banjarsari

LEGOK KALONG
Dalam lakon Ketoprak yang pernah dipagelarkan di Pekalongan oleh Siswo Budoyo, lakonnya diambil dari hasil karya R.Soedibyo Soerjohadilogo, diantaranya mengisahkan peristiwa keberhasilan Joko Bau putra Kyai Cempaluk memenggal kepala JP Coon (VOC). Kepala tersebut dibawanya pulang untuk disowankan kepada Sultan Agung dan dalam perjalanan direbut oleh Mandurarejo. Karena tidak mempunyai cukup bukti maka Joko Bau bertapa kembali di daerah selatan Pekalongan. Dari kata Legok Kalong inilah kemudian timbul nama Pekalongan di desa “Legok Kalong” dari nama desa itu kemudian menjadi Pekalongan.
tradisi syawalan melepaskan balon udara

KALINGGA
Konon sebagian masyarakat Pekalongan beranggapan bahwa letak Kerajaan Kalingga adalah di desa Linggoasri, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan. Dari Kalingga inilah kemudian dihubungkan dengan kata Kaling, Keling, Kalang dan akhirnya menjadi Kalong. Akhirnya dari kata Kalong tersebut kemudian timbulah nama Pekalongan, karena Kerajaan Kalingga itu dikenal pada abad VI-VII, maka timbulnya nama Pekalongan menurut versi ini seputar abad VI dan VII.
Kalong ( Kelelawar)
Pekalongan berasal dari kata Kalong (Kelelawar), karena di Pekalongan dulunya banyak binatang kelelawar/kalong, terutama di Kesesi tempat kelahiran Joko Bau putra Kyai Cempaluk. Dalam versi yang sama tetapi berbeda tempat, dikisahkan bahwa di sepanjang kali Pekalongan (Kergon), di tempat tersebut dulunya ada pohon slumpring dan banyak kelelawarnya begitu juga di Kelurahan Kandang Panjang, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan terdapat banyak pohon randu gembyang dan banyak dihuni kelelawarnya dan dijadikan pedoman bahwa daerah yang banyak dihuni kelelawar adalah daerah pantai. Dari banyaknya kelelawar (kalong) tersebut kemudian berubah menjadi nama Pekalongan. Nama pekalongan tersebut dikenal seputar abad ke XVII (jamannya Bau Rekso).
KALANG
Asal kata Pekalongan berasal dari kalingga dan berubah menjadi kata kelingkemudian berubah lagi menjadi kalang. Kata kalang tersebut ada beberapa pengertian yaitu hilir mudik, nama sejenis ijan laut Cakalang, gelanggang, sekelompok, atau diasingkan ke/di selong. Didalam salah satu cerita rakyat daerah Pekalongan ada hutan/semaksemak yang banyak setan/siluman dan tempat tersebut sangat ditakutioleh siapapun, kemudian tempat tersebut dipergunakan untuk pembuangan sebagai hukuman bagi orang–orang yang membangkang atau membahayakan pada kerajaan Mataram. Dari kata kalang tersebut kemudian menjadi Pekalongan.
http://www.kotapekalongan.com/2012/12/sejarah-dan-foto-pekalongan-tempo-dulu.html

3 komentar:

Santri mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

Cakep artikelnya Gan...


Kulonuwon, Kulo bade numpang info geh... Matursuwon... 

"KESESI RENTAL MOBIL
& TAXI BORONGAN"
AVANZA/XENIA
Bersih dan Nyaman.

Kami menyewakan MOBIL 300rb + SUPIR 100rb (tidak termasuk bensin, tol, parkir dan maaf tidak bisa sewa lepas kunci).

Harga Promo Bulan ini:
Hanya Rp.400 ribu per tanggal, dalam kota, sudah plus supir.
Hanya Rp.500 ribu per tanggal, luar kota Pekalongan, sudah plus supir.


TAXI BORONGAN

Melayani Jasa Taxi Borongan Antar Jemput Bandara Sekali Jalan.

Kami akan jemput Anda dari Bandara Ahmad Yani Semarang kemudian kami antarkan ke lokasi anda dalam area Batang, Pekalongan, Bojong, Kajen, Kesesi, Bodeh, Comal, Pemalang, Banjarnegara & Brebes, sekali jalan.

Dan sebaliknya, dari daerah tersebut kami akan layani anda menuju ke Bandara Ahmad Yani sekali jalan.

Tarif Promo Bulan ini :
Rp.700 rb sekali jalan (sudah termasuk Mobil, Supir, Tol dan Parkir). Kalau jarak dekat lebih murah.

DUDUK... NGENG... TEKO...!!!

Hubungi : VICCO
KESESI TAXI & RENT A CAR
SMS : 085601991957
WA : 081381086757
Monggo Sewa Mobil Kesesi
Sejak Dulu Kala
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=108292899808522&id=100018834362647

Natasha Choco mengatakan...

RASAKAN SENSASI KEMENANGAN DENGAN MEJA HOKI DAN KARTU BAGUS SETIAP HARINYA !!
SATU - SATU NYA SITUS TARUHAN DENGAN RATING KEMENANGAN TERTINGGI DAN PENCARIAN BANDARQ NO. 1 DI GOOGLE!! :)
Dengan Fasilitas Exclusive :
Proses Transaksi yg jauh Lebih mudah dan Cepat!!
Minimal Depo & WD Terjangkau cuma 20 rb!!
Kartu di Meja juga Lebih Ringan..
Tidak lupa juga Menemani anda Tips & Trik yg Selalu Jitu..
Games Juga Mudah di Akses dr berbagai Gadget LHO!!!
jangan pusing lagi bos.. Bermain dengan santai dan Tenang bersama kami!!
karena tidak ada pelayanan se-mewah, se-profesional dan se-exclusive Hobiqq,Poker!! ^^
Kembangkan Hobi anda.. Warnai kartu anda yang hobi selalu kasih QQ !!! ^^
HUB KAMI DI :
SKYPE : HOBIQQ
FACEBOOK : HOBIQQ
PIN BBM : 7770C8B4
Yahoo : Hobiqq@yahoo.com
Line : HOBIQQ
www. HOBIQQ .poker
www. HOBYQQ .com
www. HOBI99 .com

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates